Tesis

Perbandingan pengaruh letrozol dengan klomifen sitrat terhadap jumlah folikel matang, terjadinya ovulasi dan pertumbuhan endometrium pada wanita dengan siklus tidak berovulasi

Tujuan: Diketahuinya pengaruh penggunaan letrozol dan klomifen sitrat terhadap pemicuan ovulasi pada wanita dengan siklus tidak berovulasi. Rancangan Penelitian: Uji klinik acak terbuka . Tempat: Poliklinik Yasmin Divisi Imunoendokrinologi Departemen Obstetri dan GinekoIogi.Rumah Sakit Dr. Ciptomangunkusumo, Jakarta. Bahan dan cara kerja: Selama kurun waktu Januari 2007- Oktober 2007. Didapatkan 44 wanita dengan siklus tidak berovulasi yang berusia antara 18-35 tahun. Dilakukan pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik, ultrasonografi dan pemeriksaan kadar hormonal (FSH, LH, E2, Progesteron, Prolaktin).Dilakukan pembagian kelompok menjadi kelompok letrozol dan klomifen sitrat.Untuk setiap subyek yang masuk kelompok letrozol diberikan letrozol 2,5 mg perhari pada hari ke 3 sampai hari ke 7 siklus haid, untuk setiap subyek yang masuk kelompok klomifen sitrat diberikan klomifen sitrat 50 mg dua kali perhari pada hari ke 3 sampai hari ke 5 siklus haid.Pada hari ke 12 siklus haid dilakukan pemeriksan ultrasonografi untuk menilai jumlah folikel matang dan ketebalan endometrium. Pada hari ke 18 siklus haid dilakukan pemeriksan ultrasonografi untuk menilai terjadinya ovulasi. Hasil: Didapatkan 44 wanita dengan siklus tidak berovulasi, terbagi 22 pada kelompok letrozol dan 22 pada kelompok klomifen sitrat. Terdapat perbedaan bermakna pada kelompok letrozol dengan kelompok klomifen sitrat (p = 0,04) dengan jumlah folikel matang pada kelompok letrozol adalah 1,08 ( ± 0,27), sedangkan pada kelompok klomifen sitrat 1,40 ( ± 0,51). Dengan purata ukuran folikel yang tidak berbeda bermakna (p = 0,32).Kejadian ovulasi pada kedua kelompok, tidak terdapat perbedaan bermakna (p = 0,53), 59% pada kelompok letrozol dan 68 % pada kelompok klomifen sitrat. Terdapat perbedaan bermakna dalam perbandingan ketebalan endometrium pada kedua kelompok, , pada kelompok letrozol rerata ketebalan endometrium 8,77 mm ( ± 2,32 mm) dan pada kelompok klomifen sitrat 6,66 mm ( ± 2,34 mm) (p < 0,01). Walau pada awal penelitian tidak dievaluasi kejadian kehamilan pada kedua kelompok penelitian, terdapat kehamilan pada 2 dari 13 kejadian ovulasi pada kelompok letrozol (15,4 % ), dan 1 dari 15 kejadian ovulasi pada kelompok klomifen sitrat (6,6 %). Kesimpulan: Pengunaan letrozol dibanding klomifen sitrat berbeda bermakna dalam hal jumlah folikel matang dan ketebalan endometrium, tapi tidak dalam terjadinya ovulasi.
Kata kunci: Pemicu ovulasi, letrozol, klomifen sitrat.

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2007
Pengarang

Sri Maryati - Nama Orang
Andon Hestiantoro - Nama Orang
Enud J. Surjana - Nama Orang

No. Panggil
TWP400S774p2007
Penerbit
Jakarta : Departemen Obstetri & Ginekologi.,
Deskripsi Fisik
v, 33 hal; ill; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
TWP400S774p2007
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
TWP400S774p2007TWP400S774p2007Perpustakaan FKUITersedia
Image of Perbandingan pengaruh letrozol dengan klomifen sitrat terhadap jumlah folikel matang, terjadinya ovulasi dan pertumbuhan endometrium pada wanita dengan siklus tidak berovulasi

Related Collection